JAKARTA, WARTAPEMERIKSA – Untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mengembangkan corporate university. Ketua BPK Agung Firman Sampurna menjelaskan, corporate university BPK akan menggabungkan sebuah sistem yang memungkinkan pegawai BPK melakukan proses pembelajaran tanpa dibatasi ruang dan waktu.
“Tahun ini sudah mulai persiapannya dan timnya akan kita bentuk. Saya berharap di pertengahan tahun ini kita sudah punya kerangkanya akan seperti apa,” ungkap Agung kepada Warta Pemeriksa di Jakarta, Rabu (13/1).
Agung mengatakan, Badan Diklat Pemeriksaan Keuangan Negara akan menjadi leading sector program tersebut. Tentunya Badiklat PKN akan didukung oleh seluruh Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) dan penunjang pendukung lainnya.
Saat ini tengah disiapkan modul pembelajaran dan evaluasi untuk mendukung program tersebut. Menurut Agung, perlu dilakukan identifikasi kebutuhan pegawai untuk melaksanakan tugasnya dalam konteks pencapaian tujuan organisasi.
Agung menekankan, upaya peningkatan kapasitas SDM tersebut tidak hanya terkait dengan kemampuan audit. Menurutnya, kemampuan non-audit seperti kemahiran berbahasa asing juga menjadi hal yang penting. “Karena BPK ke depan adalah BPK yang memiliki kiprah internasional,” ujarnya.
Dengan berhasil terlibat dalam penyusunan standar audit internasional maupun menjadi auditor eksternal dari lembaga seperti International Atomic Energy Agency (IAEA) dan International Maritime Organization (IMO), kiprah internasional BPK semakin kuat. Sehingga, ujar Agung, kemampuan komunikasi dalam audit tersebut menjadi semakin penting.
Agung mengatakan, seiring adanya transformasi digital, pembelajaran bisa dilaksanakan meski pemeriksa berada di berbagai daerah di Indonesia. Kendati demikian, terdapat bagian-bagian tertentu yang masih membutuhkan pendidikan secara tatap muka langsung, seperti pendidikan leadership.
Menurut Agung, dalam membentuk insan solidarity maker ataupun orang yang mampu memberikan inisiatif perlu ada kelas yang memiliki interaksi sosial. Agung mengakui, hal itu masih sulit dilaksanakan terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Namun, kata Agung, upaya pengembangan kompetensi tersebut tetap diperlukan guna membentuk pola kerja sama maupun team building. “Ini akan melengkapi dan meningkatkan kualitas dari proses bisnis yang ada terkait dengan education and training di BPK,” ujar Agung.