Ssst… ANAO Juga Bahas Soal Kebijakan Gender di BPK

by Admin 1
Australian National Audit Office (ANAO) berkesempatan berdiskusi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang gender policy. Diskusi dengan topik "gender policy-women in leadership" dilakukan secara tatap muka di kantor pusat BPK di Jakarta, belum lama ini.

JAKARTA, WARTAPEMERIKSA – Australian National Audit Office (ANAO) berkesempatan berdiskusi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang gender policy. Diskusi dengan topik “gender policy-women in leadership” dilakukan secara tatap muka di kantor pusat BPK di Jakarta, belum lama ini.   

Ini merupakan tatap muka pertama setelah selama dua tahun menggelar pertemuan virtual karena pandemi Covid 19. Pada kesempatan ini, selain kebijakan gender, Group Executive Director Professional Services and Relationships Group ANAO Jane Meade berdiskusi dengan BPK mengenai Corporate University dan quality assurance review.

“Dampak positif kesetaraan gender di tempat kerja antara lain adalah lingkungan kerja yang saling menghormati dan lebih aman. Kemudian peningkatan keterlibatan dan kesejahteraan karyawan serta peningkatan inovasi dan produktivitas.”

Diskusi soal gender melibatkan juga kepala bagian dan kasubbag dari Biro SDM. Termasuk peserta training “Inclusive and Transformative Leadership” dan mentees “Women in Leadership Mentoring”.

Pada kesempatan itu, Kepala Bagian Jabatan Fungsional Telviani Savitri menyampaikan mengenai kebijakan terkait gender policy di BPK. Dia menjelaskan mengenai komposisi pegawai BPK yang cukup seimbang antara pria dan wanita. Baik dari segi jumlah, jabatan (auditor dan nonauditor), tingkat pendidikan, maupun jenjang jabatan.

Namun demikian, lanjutnya, celah yang cukup besar terlihat dari komposisi level manajerial (struktural). Penerapan gender policy di BPK dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah dan kebijakan internal BPK.

“Secara umum, gender policy di BPK mengedepankan prinsip sistem merit, mengakomodasi penyandang disabilitas, dan mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia yang efektif,” ungkap dia.

Pada kesempatan itu, Group Executive Director Professional Services and Relationships Group ANAO Jane Meade berbagi pengalaman penerapan gender policy di lembaganya. Dia katakan, ada beberapa cara ANAO menerapkan gender policy.

Pertama, melalui Diversity Contact Officer Committee. Ini merupakan pegawai-pegawai yang telah dilatih untuk dapat membantu pegawai lain dalam masalah yang terkait pekerjaan. Seperti diskriminasi, pelecehan, serta memberi masukan kepada ANAO terkait kebijakan dan layanan gender policy. Kedua, adanya Diversity and Inclusion Strategy 2021-2023. Ketiga, penerapan Employee Assistance Program (EAP), yaitu layanan konseling bagi pegawai dan keluarga.

“Dampak positif kesetaraan gender di tempat kerja antara lain adalah lingkungan kerja yang saling menghormati dan lebih aman. Kemudian peningkatan keterlibatan dan kesejahteraan karyawan serta peningkatan inovasi dan produktivitas,” ungkap dia. 

You may also like