JAKARTA, WARTAPEMERIKSA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan pengalaman dalam melakukan audit di sektor perkapalan di Tanah Air. Hal itu disampaikan dalam pertemuan bilateral virtual dengan The National Audit Office of the People’s Republic of China (CNAO) mengenai pemeriksaan BUMN di sektor perkapalan, khususnya operator perkapalan pada Selasa (15/11/2022).
“Forum saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dengan CNAO dan BPK diharapkan dapat memberikan wawasan, insight dan ide-ide baru bagi kedua institusi guna peningkatan kualitas pelaksanaan pemeriksaan BUMN bidang perkapalan.”
Dalam kesempatan itu, Auditor Utama Keuangan Negara VII Novy Gregory Antonius Pelenkahu berkesempatan membuka acara dan memberikan sambutan. Dia menjelaskan, terkait audit BUMN operator perkapalan, BPK melakukan pemeriksaan terhadap dua entitas, yaitu PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP).
Dia pun menyampaikan apresiasi kepada CNAO yang secara konsisten menjadi mitra dalam peningkatan kualitas dan kapasitas organisasi serta kelembagaan BPK sejak penandatanganan MoU pada 2009. Berbagai bidang kerja sama pun telah dilakukan yang mengusung berbagai topik.
Mulai dari audit teknologi informasi, penjaminan mutu pemeriksaan, pemeriksaan kinerja, pemeriksaan investigatif, tindak lanjut audit, audit lingkungan, manajemen pelatihan, hingga pemeriksaan eksternal lembaga internasional. “Forum saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dengan CNAO dan BPK diharapkan dapat memberikan wawasan, insight dan ide-ide baru bagi kedua institusi guna peningkatan kualitas pelaksanaan pemeriksaan BUMN bidang perkapalan,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Kepala Auditorat VII B, Hendra Gunawan memberikan paparan yang lebih dalam mengenai pemeriksaan BUMN bidang perkapalan yang dilakukan BPK. Dalam hal ini yaitu sektor operasional yang meliputi pemeriksaan dua entitas, PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry.
Dia menjelaskan, fokus pemeriksaan yang dilakukan adalah menilai kewajaran pelaksanaan public service obligation (PSO) atas pelayanan yang dilakukan oleh PT ASDP Indonesia Ferry. Kemudian menilai efektivitas kegiatan PT Pelni dalam pengembangan bisnis logistik.
Paparan juga menjelaskan metodologi audit. Termasuk langkah-langkah audit yang dilaksanakan beserta tantangan dan lesson learned yang diperoleh dalam pemeriksaan.