JAKARTA, WARTA PEMERIKSA — Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun menyampaikan pengalaman Indonesia dalam menjalankan transisi energi di forum SAI20 Summit 2024 yang digelar di Belem, Brasil pada 17-18 Juni 2024. SAI20 Summit 2024 mengusung isu prioritas Climate Finance and Fight against Poverty and Hunger.
Isma memaparkan, konsumsi energi di Indonesia menyumbang 56 persen dari total emisi gas rumah kaca. Indonesia tengah berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41 persen pada 2030.
“Dalam lima tahun terakhir, kami telah melaksanakan enam pemeriksaan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan, regulasi, dan investasi dalam mempromosikan transisi ke sumber energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,” ungkap Isma.
Isma menjelaskan, pemeriksaan ini berfokus pada kesinambungan kebijakan, koordinasi lintas sektoral, keandalan data, penelitian dan inovasi teknologi, serta aspek finansial. Pemeriksaan tersebut juga menyoroti pentingnya merangsang investasi pada infrastruktur energi terbarukan, menyederhanakan proses perizinan, dan menerapkan kebijakan yang mendorong penerapan teknologi energi bersih.
Pemeriksaan tersebut juga menunjukkan peningkatan upaya untuk mendorong pasokan energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, juga mencatat adanya peningkatan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Dengan mengatasi poin-poin ini, kita dapat memperkuat kebijakan, meningkatkan kerja sama, dan mendorong tindakan yang berdampak, ujar Isma.
SAI20 Summit dihadiri oleh SAI negara anggota G20, yaitu Afrika Selatan, Brasil, Cina, Jerman, India, Indonesia, Korea Selatan, dan Arab Saudi. SAI undangan juga hadir dari Angola, Mesir, Polandia, Portugal, Azerbaijan, Ekuador, Guineau-Bissau, Maladewa, Sao Tome dan Principe, dan Uni Emirat Arab pada SAI20 Summit.
Summit menyepakati rekomendasi bahwa SAI merupakan key actor dalam pencapaian SDG, sesuai dengan mandatnya untuk mendorong transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan good governance dan mendorong kebijakan positif untuk menanggulangi inequality, good governance, dan hunger. Selain itu, SAI20 juga mendorong kebijakan positif untuk mengurangi dampak negatif atas perubahan iklim terhadap masyarakat, dan memastikan no one is left behind.
SAI20 merupakan bentuk forum badan pemeriksa negara anggota G20 yang berkontribusi terhadap komunitas G20 serta menyuarakan dan menyampaikan hasil-hasil komunitas badan pemeriksa kepada negara anggota G20 yang memiliki pengaruh signifikan, sehingga dapat memberikan manfaat. SAI20 dibentuk atas inisiatif BPK sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.