JAKARTA, WARTAPEMERIKSA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal itu disampaikannya dalam pidato kenegaraan yang dibacakan di Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-77 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Selasa (16/8/2022).
“BPK telah menjaga sinergi antara kualitas tata kelola keuangan negara dan fleksibilitas dalam menghadapi krisis. Ini sangat membantu pemerintah. Rencana penyelenggaraan Supreme Audit Institution (SAI)-20 juga semakin memperkokoh kepemimpinan Indonesia di G20,” kata Presiden.
SAI20 diyakini akan menjadi suatu legacy bagi Indonesia dan BPK. Tak hanya di tingkat nasional. Akan tetapi juga di dunia internasional, terutama di lingkungan G20.
“Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalika pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.”
SAI20 menjadi legacy khususnya dalam mewujudkan peran serta SAI dalam mengatasi berbagai tantangan global. Mulai dari upaya untuk pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19 hingga upaya mempercepat pencapaian target SDGs.
Dalam praktiknya, pembentukan SAI20 meliputi beberapa tahap. Mulai dari penyusunan konsep yang digunakan dalam pembahasan pertemuan teknis, pertemuan pejabat senior, hingga konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada Agustus 2022 di Bali.
Dalam pidatonya, Presiden juga menegaskan bahwa agenda besar bangsa tidak boleh berhenti. Untuk itu pun, langkah-langkah besar harus terus dilakukan. Untuk itu, dia pun mengharapkan dukungan dari semua lembaga negara untuk menjaga dan membangun demokrasi dan untuk memperkokoh ideologi bangsa. “Tantangan yang kita hadapi sangat berat. Semua negara, di seluruh dunia, sedang menghadapi ujian,” ungkap dia.
Presiden pun menyebut bahwa krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Perekonomian dunia juga belum sepenuhnya bangkit. Ditambah lagi dengan perang di Ukraina yang tiba-tiba meletus dan menciptakan krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan di seluruh dunia.
“Seratus tujuh negara terdampak krisis, sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan,” ungkap Presiden.
Karenanya, dia menyebut bahwa ujian ini tidak akan mudah dihadapi dunia dan Indonesia. Semua ini harus dihadapi dengan kehati-hatian dan dengan kewaspadaan.
“Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalika pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan,” papar dia.
“Tahun 2022 ini, kita menjadi Presiden G20, organisasi 20 negara ekonomi terbesar di dunia. Tahun depan, menjadi Ketua ASEAN. Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerja sama internasional,” kata Presiden menambahkan.