JAKARTA, WARTAPEMERIKSA – Ada berbagai cara yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menunjukkan kredibilitas sebagai lembaga audit, khususnya di tingkat internasional. Satu di antaranya yaitu dengan menargetkan posisi United Nations Board of Auditors (UN BoA).
“Kalau di 2026 kita masuk di UN BoA, kita bisa memeriksa 12 entitas yang ada di UN, kami punya milestone seperti itu,” kata Ketua BPK Isma Yatun saat di Kantor BPK, Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Target kita itu, apabila sudah sampai sana baru kita maintain, karena kita memegang administratif semua proses perkembangan BPK-BPK seluruh dunia. Kita mau mengeksternalisasi apa yang ada di BPK dan menyerap apa yang ada di dunia terkait standar mutu, informasi teknologi, pengembangan SDM, dan sebagainya.”
Isma menyampaikan bahwa BPK ingin memiliki kapasitas yang tidak hanya sebatas pemeriksa laporan keuangan pemerintah. Akan tetapi juga bisa bergerak ke luar dengan memeriksa laporan keuangan eksternal di tingkat global.
“Kami sudah punya satuan kerja yang namanya Pusat Kemitraan Global yang fokus untuk mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan internasional,” ujar dia seperti dilansir dari Antara.
Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono menambahkan, lembaga internasional yang menerapkan International Public Sectors Accounting Standars (IPSAS) sebanyak 100 persen hanya UN. Karenanya, dengan mengaudit UN, maka BPK akan mendapatkan pemahaman yang utuh terkait implementasi IPSAS.
Di Indonesia saat ini, lanjutnya, sudah mulai diterapkan IPSAS meskipun belum 100 persen. Dengan demikian, penting bagi BPK untuk menjadi pemeriksa UN untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan.
Keanggotaan BoA UN memungkinkan BPK untuk mengaudit lembaga internasional secara masif. Meski saat ini Indonesia telah menjadi pemeriksa eksternal untuk lembaga internasional seperti International Atomic Energy Agency selama dua periode dan International Maritime Organization.
Meskipun untuk itu, BPK harus bersaing dengan lembaga pengawas keuangan dari negara lain terlebih dahulu. “Kalau kita masuk BoA itu ditunjuk oleh Resolusi Majelis Umum PBB. Sekarang BoA China, Prancis dan Chile. Kita punya kesempatan untuk menggantikan China di 2026, tapi pendaftaran dan sebagainya dimulai dari sekarang,” jelas Agus.
Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadi ketua lembaga pemeriksa sedunia atau The International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI).
“Target kita itu, apabila sudah sampai sana baru kita maintain, karena kita memegang administratif semua proses perkembangan BPK-BPK seluruh dunia. Kita mau mengeksternalisasi apa yang ada di BPK dan menyerap apa yang ada di dunia terkait standar mutu, informasi teknologi, pengembangan SDM, dan sebagainya,” tuturnya.