JAKARTA, WARTAPEMERIKSA – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengalami kemajuan signifikan yang tidak pernah terbayang sebelumnya dalam dua tahun terakhir. Puncak dari kemajuan itu adalah pengakuan internasional atas kompetensi BPK.
“Saat ini tercatat dalam sejarah hanya BPK satu-satunya SAI yang menduduki dua jabatan sekaligus di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam bidang audit,” kata Ketua BPK Agung Firman Sampurna dalam Raker Pelaksana BPK tahun 2021, beberapa waktu silam.
Selain itu, ungkap dia, wakil ketua Agus Joko Pramono juga ditunjuk menjadi wakil ketua Audit Internal PBB, United Nations Independence Advisor Committee. Selain itu lewat tim yang dipimpin wakil ketua, BPK juga menjabat sebagai vice chair UN PAnel External Auditor 2022. “Tahun ini BPK juga memimpin SAI 20 sebagai engagement group G20,” ungkap dia.
Ditambahkan, sebagai rasa syukur atas raihan itu BPK wajib melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Hal itu bisa dicapai dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kompetensi individu BPK.
Dalam pembukaan raker yang mengusung tema “Bersama Melangkah untuk BPK Tangguh dan Indonesia Maju” tersebut, Agung juga menjelaskan mengenai tantangan besar saat menghadapi pandemi Covid-19. Seperti, industri yang mendapat tekanan hebat dan tempat usaha yang tutup.
Artinya, kata dia, pandemi Covid-19 sudah menjadi krisis kesehatan yang berekskalasi menjadi krisis ekonomi dan sosial. Akan tetapi pada saat yang sama pandemi juga mendorong masyarakat untuk lebih kreatif, agile, lincah, adaptif, dan tangguh dari sebelumnya. Pada masa ini juga BPK menjadi lebih tangguh dan berkembang.
Bahkan, ujar Agung, selama masa pandemi BPK mampu melewati bahkan memutakhirkan teknik pemeriksaan. Dengan begitu seluruh pemeriksaan mandatory selalu diselesaikan secara terbaik dan tepat waktu.
“Selama masa pandemi ada 12 penghargaan tingkat nasional yang diraih BPK. Seperti peringkat I BKN Award, terbaik 1 Anggota JDIH kategori Lembaga Negara, Anugerah Badan Publik Informatif, dan lainnya,” ucap dia.
Di tingkat internasional, BPK juga tak hanya hadir sebagai peserta ataupun penyelenggara acara. Akan tetapi juga sebagai driving force dalam lingkup kelembagaan dalam ASEANSAI, ASOSAI, INTOSAI, dan PBB.
Pada saat yang sama, BPK juga melakukan inovasi organisasi, seperti memenuhi peran sebagai SAI, yaitu oversight, insight, dan foresight sesuai Renstra BPK 2020-2024. BPK juga melahirkan pendapat dalam bentuk strategic foresight yang berjudul “Membangun Kembali Indonesia dari Covid-19”. Melalui buku itu, BPK menyampaikan empat skenario masa depan pascapandemi Covid-19.
“Strategic foresight sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2021 dan dirilis kepada seluruh pemangku kepentingan pada 21 Oktober 2021. BPK merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang telah meraih kapasitas foresight,” ucap Agung.
Pada saat yang sama, BPK juga dalam proses membentuk Badan Layanan Umum (BLU). Ini merupakan unit pengelola keuangan atas PNBP yang diperoleh BPK yang utamanya dari layanan pemeriksaan organisasi internasional.
“Seiring dengan peningkatan pemeriksaan internasional, proses yang sedang berlangsung di Kementerian PANRB dan Kementerian keuangan harus dikawal agar bisa berfungsi pada tahun 2022,” ucap dia.
Agung mengingatkan, BLU bukan unit kerja tambahan. Akan tetapi metode untuk mengelola keuangan secara lebih fleksibel. Karenanya, pelaksanaan pemeriksaan tetap dilakukan oleh AKN-AKN terkait.
Ketua BPK menambahkan, tema ini sejalan dengan arah kebijakan BPK dalam meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam pemeriksaan dan tata kelola organisasi melalui dua perspektif sekaligus. Dua perspektif itu yakni inward looking (bagi BPK Tangguh) dan outward looking (bagi Indonesia Maju).
“Dengan demikian, kehadiran BPK semakin dirasakan manfaat dan nilai tambahnya serta terus stay relevant dengan amanat konstitusi dan harapan pemangku kepentingan,” ujar ketua BPK.
Agung mengungkapkan, tema ini diharapkan dapat mengobarkan api semangat pelaksana BPK dalam melakukan refleksi untuk menggali lessons learned dari capaian dan kinerja 2021. Serta menentukan prioritas kegiatan BPK pada 2022. Selain itu, juga diharapkan dapat menyelaraskan dan menyamakan persepsi terkait isu-isu strategis dan permasalahannya. Termasuk memantapkan perencanaan tahunan dan perencanaan kinerja melalui optimalisasi sumber daya dan kelembagaan.
Dalam kesempatan itu, Agung menyampaikan bahwa untuk menyikapi tantangan dan harapan baru ke depan, BPK harus merespons dengan menciptakan lingkungan dan cara kerja baru yang semakin adaptif. Untuk itu, ketua BPK menekankan agar sinergi dan kolaborasi terus dikembangkan dengan memperhatikan tiga aspek, yakni change management, knowledge management, dan risk management. Tiga aspek ini harus menjadi satu kesatuan konsep dan model dalam pengelolaan organisasi BPK ke depan.
Agung juga berharap para peserta dapat menjadikan momentum raker kali ini sebagai penyemangat untuk memantapkan rencana kerja 2022. Yaitu untuk terus memberikan yang terbaik dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan peran BPK sebagai SAI.
“Baik dalam peran oversight, insight, foresight, maupun sebagai lembaga negara yang menjaga transparansi dan akuntabilitas. Sehingga pada gilirannya tata kelola keuangan negara dapat mewujudkan tujuan bernegara,” ungkapnya.
Menutup arahannya, Agung berpesan kepada para pelaksana BPK untuk berkomitmen secara berkesinambungan memperkuat sistem tata kelola di BPK. Hal ini dilakukan agar dapat menjaga dan meningkatkan resiliensi secara kelembagaan.
“Apa arah penguatan sistem tata kelola itu? Suatu sistem tata kelola modern yang didasari meritokrasi, transparansi, akuntabilitas, dan berorientasi kinerja. Serta senantiasa berupaya untuk mengembangkan terobosan, inovasi, dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan manfaat tata kelola. Khususnya tata kelola keuangan negara. Untuk BPK yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.