JAKARTA, WARTAPEMERIKSA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menuntaskan rangkaian pertemuan Supreme Audit Institution 20 (SAI20) hingga puncaknya di Nusa Dua, Bali pada 29-30 Agustus 2022. Segenap insan BPK dari berbagai satuan kerja bekerja bahu membahu guna menyukseskan acara bertaraf internasional tersebut.
BPK membentuk tim project management (PM) untuk menangani pelaksanaan pertemuan SAI20 mulai dari tahap technical meeting hingga summit atau konferensi tingkat tinggi (KTT).
Kepala Subbagian INTOSAI, ASOSAI, dan ASEANSAI Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Ami Rahmawati mengatakan, hampir seluruh satuan kerja di BPK terlibat dalam project management SAI20. Dia mencontohkan, anggota tim dari Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) I bekerja sama untuk mengurusi kebutuhan visa dengan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Selain itu, tim dari AKN III juga bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk menangani kebutuhan imigrasi bagi para delegasi. “Jadi memang hampir semua elemen di BPK terlibat dan berkolaborasi,” ujar Ami kepada Warta Pemeriksa.
Berbagai tantangan hadir dalam pelaksanaan SAI20 yang dipimpin oleh BPK tersebut. Kini, hal itu menjadi kisah dan pengalaman berharga yang dapat disimpan untuk pengembangan BPK ke depan.
Ami menjelaskan, rangkaian SAI20 dimulai dengan pertemuan pertama berupa technical meeting (TM) pada Januari 2022. Hal itu dilanjutkan dengan gelaran senior official meeting (SOM) dan seminar pada Juni 2022 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seluruh kegiatan tersebut merupakan rangkaian untuk menuju puncak KTT yang kemudian dihelat pada Agustus 2022.
Salah satu kisah unik dari panitia yakni menghadapi tantangan dadakan yang harus segera diatasi. Ami mengisahkan, dalam masa persiapan penyelenggaraan SOM, pimpinan BPK meminta panitia untuk menetapkan hotel lokasi KTT SAI20. “Wah, itu cukup pusing karena kami masih fokus menyiapkan SOM,” ujarnya.
Tim PM pun menugaskan sejumlah anggotanya untuk melaksanakan survei ke sejumlah hotel di kawasan Nusa Dua, Bali. Kawasan itu memang sudah disiapkan untuk menjadi tuan rumah kegiatan internasioal yang berkaitan dengan Presidensi G20 Indonesia 2022.
Tim akhirnya mengerucutkan pilihan ke Sofitel Nusa Dua, Bali. Ami mengatakan, anggota tim cukup berjibaku dengan tanggung jawab menyiapkan SOM sekaligus mematangkan kontrak dan kepastian venue KTT SAI20.
“Dengan kerja keras itu, di akhir pertemuan SOM di Labuan Bajo kami sudah mampu membuat video khusus yang menyatakan summit pada Agustus akan digelar di Sofitel,” ujarnya.
Kondisi pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan untuk persiapan SAI20 terutama pada tahap awal atau ketika penyelenggaraan TM SAI20. Ketika itu, penyebaran Covid-19 masih relatif tinggi. Tim PM pun berkoordinasi intens dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan arahan kebijakan di lapangan.
“Saat itu kita dianjurkan setiap hari harus ada swab test. Alhamdulillah semua berjalan lancar walaupun deg-degan juga setiap hari,” ujarnya.
Ami mengatakan, keberhasilan penyelenggaraan pertemuan SAI20 juga didukung oleh berbagai pihak. Dia menyebutkan, dukungan Ditjen Imigrasi, otoritas bandara, dan Angkasa Pura (AP) I sangat membantu terutama dalam pelaksanaan KTT.
Menurut Ami, pihak-pihak tersebut telah membantu BPK untuk memberikan penyambutan yang baik terhadap delegasi setibanya di lokasi KTT. Dia mengatakan, ketika itu, ruang VIP kedatangan internasional di Bandara Ngurah Rai, Bali sedang dalam proses renovasi untuk perhelatan KTT G20 pada November mendatang.
Alhasil, pihak AP I pun memberikan akses ruang muat di terminal kargo untuk disulap menjadi ruang kedatangan VIP. “Itu adalah contoh dukungan yang bisa muncul berkat koordinasi dan kerja sama dengan AP I, otoritas bandara, dan imigrasi,” ujarnya.
Selain itu, salah satu momen berkesan yang dirasakan Ami yakni ketika mendapatkan respons positif dari para delegasi saat diberikan baju endek khas Bali. Ami menjelaskan, pemberian baju endek beserta udeng kepada delegasi adalah hasil dukungan dari Pemprov Bali.
Sebelum kedatangan delegasi, tim PM sudah mengkomunikasikan pemberian baju tersebut untuk kemudian dikenakan pada acara pembukaan KTT SAI20. “Menariknya, para delegasi sangat excited ketika diberikan baju itu,” ujarnya.
Ami mengatakan, banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dalam pelaksanaan SAI20 tersebut. Menurutnya, perbaikan demi perbaikan terus dilakukan dari setiap tahapan acara. Hal yang juga patut dibanggakan, menurut Ami, adalah kerja tim PM tanpa menggunakan jasa event organizer (EO).
“Tentunya saya juga tidak terbayang apabila kita memakai jasa EO apakah mereka sanggup menghadapi dinamika dan perubahan rencana dadakan yang bisa terjadi di lapangan,” ujarnya.
“Tentunya kita berharap BPK juga semakin dipercaya untuk berkiprah di level internasional.”
Ke depannya, Ami berharap, BPK bisa terus mengadakan acara bertaraf internasional untuk memperkuat eksistensinya. Dengan hal itu, diharapkan, masyarakat juga semakin memahami kiprah BPK.
Untuk level global, Ami juga berharap BPK dipandang memiliki kapasitas untuk menggelar acara berskala internasional. “Tentunya kita berharap BPK juga semakin dipercaya untuk berkiprah di level internasional,” ungkap Ami.