JAKARTA, WARTAPEMERIKSA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menggelar pertemuan bilateral virtual dengan The National Audit Office of the People’s Republic of China (CNAO) mengenai pemeriksaan BUMN di sektor perkapalan, khususnya operator perkapalan pada Selasa (15/11/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama bilateral dua lembaga yang telah berjalan sejak 2009.
“Topik ini sangat penting dan relevan bagi kedua institusi karena memiliki kesamaan geografis di mana perkapalan menjadi salah satu transportasi utama.”
Acara dibuka oleh kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional R Yudi Ramdan Budiman yang juga bertindak sebagai moderator. Dia menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kesediaan CNAO hadir dalam sesi berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam topik pemeriksaan pada BUMN perkapalan.
“Topik ini sangat penting dan relevan bagi kedua institusi karena memiliki kesamaan geografis di mana perkapalan menjadi salah satu transportasi utama,” kata dia.
Selanjutnya, sambutan pembukaan disampaikan oleh Director General, Department of International Cooperation CNAO Jiang Haiying. Dia menjelaskan bahwa pertemuan bilateral yang bertepatan dengan penyelenggaraan perhelatan G20 di Bali ini merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting bagi kedua institusi.
Tidak hanya karena kedua institusi telah memiliki sejarah panjang kerja sama yang terbina dengan baik. “Akan tetapi juga topik yang dibicarakan sangat relevan dan penting bagi kedua negara yang memiliki kesamaan geografis dengan banyak pelabuhan dan transportasi laut sebagai sarana utama mobilisasi masyarakat,” ujar dia.
Dia mengatakan, pemeriksaan BUMN sektor perkapalan merupakan contoh yang baik bagaimana kedua institusi memainkan peran sebagai lembaga pemeriksa. Sehingga diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan mendorong peningkatan pelayanan dalam sektor publik di bidang perkapalan.
Sesi paparan CNAO diisi oleh Deputy Director of Audit, Shanghai Regional Office Ke Yuli. Dia menjelaskan berbagai aspek dalam pemeriksaan BUMN perkapalan di CNAO.
Di China, kata dia, industri perkapalan masuk dalam BUMN kategori A. Kategori ini terdiri dari Klaster Perkapalan, Klaster Logistik, Klaster Pembiayaan Sektor Perkapalan, Klaster Manufaktur Alat-alat Perkapalan, Klaster Jasa Perkapalan, dan Klaster Industri yang terkait dengan perkapalan lainnya.
Dijelaskan, pemeriksaan BUMN perkapalan difokuskan dalam 4 hal utama. Pertama, pemeriksaan atas penyelesaian strategi pengembangan perusahaan dan strategi pengembangan berbasis inovasi. Kedua, keaslian, keabsahan, dan efektivitas akuntansi keuangan perusahaan BUMN.
“Ketiga, keabsahan serta keefektivitasan pengambilan keputusan perusahaan pada proyek-proyek utama. Dan keempat, tata kelola perusahaan serta pengendalian internal perusahaan,” ujar Ke Yuli.
Kemudian, dalam sesi studi kasus, CNAO memaparkan satu contoh pemeriksaan terkait penggunaan analisa big data. Metode ini digunakan dalam mempromosikan manajemen penjualan/persewaan ruang kontainer perusahaan penyedia jasa kontainer di China.
Dalam paparannya, Yuli menjelaskan metodologi audit serta memaparkan hasil rekomendasi yang telah diterapkan dan dampaknya bagi industri jasa kontainer. Dalam kesempatan ini, Ke Yuli menekankan penggunaan analisis big data dan research based audit sebagai metodologi pemeriksaan CNAO.
Pada akhir pertemuan, Sekretaris Jenderal BPK Bahtiar Arif menyampaikan apresiasi atas komitmen dan konsistensi CNAO sebagai mitra pengembangan kapasitas pemeriksaan. Dia juga mengapresiasi dukungan signifikan yang diberikan CNAO dalam inisiatif pembentukan SAI20 yang digagas oleh BPK. “Semoga kerja sama bilateral yang telah terjalin semakin kuat dan maju pada masa mendatang,” papar Bahtiar.