JAKARTA, WARTAPEMERIKSA — Sering kali kita mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan serta pendapat kepada orang lain, khususnya dalam ruang lingkup kerja atau lingkungan baru. Tentu saja alasannya karena kita merasa tidak enak saat akan mengucapkan suatu pendapat kepada rekan kerja atau tim saat dalam suatu pertemuan/meeting.
Rasa tidak enak tersebut muncul karena takut menyakiti perasaan orang lain atau bahkan menghakimi secara tidak langsung. Permasalahan tersebut sejatinya berkaitan dengan keterampilan komunikasi asertif.
Padahal, ada beragam keuntungan ketika Anda mampu mengomunikasikan sesuatu dengan baik tanpa menyakiti orang lain atau keterampilan komunikasi asertif. Lalu apa makna dari perilaku asertif?
Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain secara jujur dan terbuka dengan tetap menghormati hak pribadi dan orang lain.
“Orang yang asertif mampu untuk berkata ‘tidak’, mampu meminta pertolongan, mampu mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar,” demikian menurut artikel yang dibuat Employee Care Center BPK.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan seseorang jika memiliki sikap asertif:
1. Mudah berteman
2. Meningkatkan rasa percaya diri
3. Dihormati, dihargai, serta disegani orang lain
4. Meningkatkan skill dalam mengambil keputusan
5. Tidak akan merasa ditindas atau dimanfaatkan oleh lingkungan sekitar.
Tujuan utama perilaku asertif adalah membuat proses komunikasi berjalan efektif, membangun hubungan yang setara, sejajar, dan saling menghormati. Berikut adalah contoh perilaku asertif:
1. Menolak permintaan rekan kerja ketika Anda sedang sibuk dengan tanggung jawab sendiri.
2. Memberikan ide dan tanggapan ketika mengikuti focus group discussion atau rapat besar.
3. Tidak memaksakan pendapat pribadi untuk disetujui semua orang.
4. Tidak memotong pembicaraan dengan atau tanpa alasan.
5. Tidak mudah terpancing emosi dan tidak mencampuri urusan orang lain yang tidak ada keterkaitan dengan Anda.