JAKARTA, WARTAPEMERIKSA — Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Isma Yatun sebagai Ketua Panel Eksternal Auditor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guteres di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (22/11/2023). Pertemuan itu membahas sejumlah hal, seperti pengelolaan risiko dari situasi konflik hingga pendanaan iklim.
Dalam pertemuan itu, Ketua BPK RI didampingi oleh 11 anggota panel dari 11 negara, yaitu Kanada, Chili, Cina, Perancis, Jerman, India, Italia, Filipina, Russia, Swiss, dan Inggris.
Kepada Sekjen PBB, Isma Yatun menekankan pentingnya pengelolaan risiko yang efektif karena situasi konflik, pasca-Covid-19 dan tekanan inflasi dan mata rantai global. Hal ini mengakibatkan adanya tantangan pendanaan termasuk masalah likuiditas.
Untuk itu, panel mengharapkan adanya strategi pendanaan yang terstruktur dengan baik. Panel juga membahas pengelolaan pendanaan iklim dan transformasi digital di PBB.
Antonio Guteres menghargai peran Panel Auditor Eksternal dalam mengawal pengelolaan keuangan dan kinerja PBB. Sekjen PBB menjelaskan bahwa permasalahan pendanaan dan likuiditasnya adalah masalah yang penting dan kompleks.
PBB pun dipaparkan akan selalu berupaya memperbaiki kinerja dengan terus mengembangkan berbagai skenario untuk memastikan keberlanjutan pendanaan ke depannya.
BPK RI menjadi anggota Panel Eksternal Auditor PBB sejak tahun 2016. BPK menjadi Wakil Ketua UN Panel pada tahun 2022 dan menjadi Ketua UN Panel pada tahun 2023.
Panel Eksternal Auditor PBB adalah forum untuk pertukaran informasi dan metodologi untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai dan kualitas proses jaminan pemeriksaan eksternal pada organisasi-ogranisasi PBB.
Panel beranggotakan pimpinan dari 12 supreme audit institutions (SAIs) yang ditunjuk maupun dipilih untuk melaksanakan audit eksternal terhadap PBB. Termasuk juga badan khusus PBB, Badan Atom Dunia (IAEA), UN Secretariat, dan funds and programmes and specialized agencies.